Kamis, 10 Oktober 2019

Terlihat Menjijikkan, Pria Ini Berhasil Keruk Pundi-Pundi Uang Dari Ternak Lalat

Hasil gambar untuk Lalat Tentara Hitam

BANGKAPOS.COM - Binatang lalat, hampir semua manusia menilai sebagai binatang yang menjijikkan.

Bahkan setiap ada lalat berterbangan dan hinggap dimanapun, ingin membunuhnya.

Yang ada di fikiran adalah binatang yang menjijikkan dan membawa penyakit.

Namun di tangan Ismanto, warga Kalipang Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, lalat ini dibudidayakan bahkan menghasilkan pundi - pundi rupiah.

Ismanto membudidayakan lalat bukan sembarang lalat.

Yang dibudidayakannya adalah jenis lalat yang memilik banyak manfaat, yakni lalat jenis Black Soldier Fly (BSF) atau yang juga biasa disebut dengan Lalat Tentara Hitam.

Lalat populasi ini tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengurai sampah organik menjadi kompos, namun Larva (Maggot) dari lalat jenis ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti ikan, burung, reptil dan unggas.

Iswanto tengah membudidayakannya dan sudah merasakan manfaat Lalat Tentara Hitam.

Apa yang ditekuni Ismanto banyak membawa manfaat pertama, sampah organik akan berkurang dimakanan Maggot atau larva.

"Ternak lalat Tentara Hitam bisa untuk pakan ternak," kata Ismanto, saat ditemui Tribunjatim.com, Sabtu (25/8/2018)

Munculnya ide untuk membudidayakan lalat Tentara Hitam ini berawal dari keinginannya untuk membuat pakan ternak murah, karena mahalnya pakan ternak jadi atau konsentrat.

"Awalnya saya dan teman-teman peternak ini pingin bagaimana caranya membuat pakan murah. " kata ismanto.

Karena melihat pakan ternak terus mengalani kanaikan yang tak terkendali, dan mengakibatkan banyak peternak keberatan.

Munculah ide mengarah pada lalat yang kalau bertelur begitu banyak.

"Ini pasti bisa dibudidayakan," kata Ismanto di benaknya.

Tidak hanya memberi banyak keuntungan, proses budidaya cukup gampang dan sederhana.

 

Bagaimana caranya ?

Lalat jenis ini dikembang biakkan di tempat yang disebut nursery. Setelah lalat bertelur, telur-telur tersebut dipisahkan dan ditempatkan ditempat yang berbeda untuk proses penetasan.

Setelah menetas dan berusia 5 hari, larva diletakkan pada sampah organik. Setelah 10 hari, maka larva tersebut sudah dapat dipanen.

“Waktu panen, dapat menghasilkan sekitar 1 sampai 2 kilogram larva yang siap dijadikan pakan ternak,” ungkapnya.

Selain dapat dipanen dalam bentuk larva, Ismanto juga mengaku menjual telurnya, dengan harga Rp 7 ribu per gramnya.

"Biasanya perhari bisa sampai 70 sampai 90 gram telur. Bahkan juga bisa lebih dari 90 gram," ungkapnya. Jumlah telur memang tidak tentu, tergantung cuaca. Kalau lembab jumlah telurnya banyak, kalau panas atau kemarau telurnya berkurang.

Sementara kandang dan juga ruangannya dipenuhi dengan kebutuhan yang biasa dijadikan tempat berkembang biaknya lalat.

Ada, daun-daunan, kasa, bejana, tempat kelembaban dan lainnya.

" Mau belajar boleh dan terbuka di tempat saya," katanya.

Ternyata budidaya lalat yang dijalani warga Barat Lamongan kota ini sudah semakin meluas.

Menurut Ismanto, pemasaran telur lalat ini sudah sampai keluar kota, bahkan hingga ke negeri, negara tetangga, ada Malaysia.

"Yang beli telur ini juga banyak, ada dari Samarinda, Bima, bahkan Malaysia," katanya
Pemasaran telur cukup gampang, yakni dengan memanfaatkan teknologi dunia maya. Ismanto memasarkannya melalui online.

Dalam perhitungan ekonomi ada untung cukup lumayan bagi pengguna Manggot, untuk kepentingan makan ternak.

Untuk satu kilogram Maggot, ia biasa menjualnya dengan harga Rp 7 ribu per kilogram.

Agar lebih hemat, larva yang siap dijadikan pakan tersebut, bisa dicampur dengan bekatul untuk membuat pelet. Perbandingannya antara 600 gram larva dan 400 gram bekatul atau dedak untuk takaran 1 kilogram.

Kandungan protein dalam larva ini cukup tinggi, sehingga baik untuk pakan ternak. Larva, kandungan proteinnya antara 40 sampai 50 persen.


Fakta di balik manfaat ulat maggot atau belatung black soldier fly ( lalat tentara hitam) mulai dilirik masyarakat.

Hewan tersebut dinilai berjasa dalam mengurangi volume sampah di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah. Ulat-ulat ini mampu memakan sampah organik sampai 1 gerobak yang isinya 1,5 meter kubik.

Sementara itu, warga di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sedang merintis pembuatan Kampung Lalat.

Alasannya, budi daya lalat tentara hitam diyakini dapat menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Salah satunya adalah memberikan beasiswa sekolah kepada anak-anak dari keluarga tak mampu.

Berikut ini fakta lengkap di balik manfaat lalat tentara hitam (Hermetia illucens) di Magelang dan Banyumas:


1. Belatung lalat tentara hitam untuk bersihkan sampah

Gerobak sampah sesuai jenis sampah yang ada di Pasar Rejowinangun Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (13/4/2018).

2. Kurangi sampah organik hingga 1,5 meter kubik

Ilustrasi sampah plastik
3. Maggot lalat tentara hitam dapat diolah jadi pakan ternak

Sampah dan limbah menjadi permasalahan yang membutuhkan solusi kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar